Implementasi Penggunaan Range Of Motion (ROM) terhadap Kekuatan Otot Klien Stroke Non Hemoragik
DOI:
https://doi.org/10.53801/jmn.v1i4.70Keywords:
gangguan mobilitas fisik, range of motion, stroke non hemoragikAbstract
Latar Belakang: Stroke merupakan kondisi kematian sel saraf (nekrosis) otak yang disebabkan karena kegagalan dalam mensuplai darah. Penyakit ini menjadi salah satu masalah kesehatan neurologis yang perlu mendapatkan penanganan mendesak karena dapat mengakibatkan defisit neurologis. Komplikasi yang sering terjadi adalah kelumpuhan wajah atau anggota badan sebelah (hemiparesis) yang timbul secara mendadak, hingga terjadi penurun kesadaran.
Tujuan: Untuk menggambarkan asuhan keperawatan pada pasien Stroke non Hemoragik yang mengalami gangguan mobilitas fisik.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus. Pengambilan sampel kasus menggunakan simple random sampling pada bulan April 2022. Subjek studi kasus menggunakan satu pasien yang terdiagnosa medis stroke non hemoragik yang mengalami gangguan mobilitas fisik di Ruang Assyifa RSI Banjarnegara. Peneliti menggunakan format pengkajian keperawatan dan pemeriksaan fisik. Peneliti melakukan proses asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian hingga evaluasi selama 3 hari.
Hasil: Hasil didapatkan bahwa pasien mengeluhkan adanya kelemahan pada kaki dan tangan sebelah kanan saat melakukan aktivitas. Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 3 tahun yang lalu, serta jarang melakukan pemeriksaan. Tekanan darah 203/103 mmHg, nadi 97 kali per menit, irama nafas 20 kali per menit, dan suhu 36,9 0C. Bibir pucat, mukosa mulut kering. Diganosa medis tertulis pasien mengalami Stroke Non Hemoragik. Pemeriksaan ekstremitas didapatkan ektremitas kanan atas melemah nilai 2 dan ekstremitas kanan bawah melemah nilai 2, ekstremitas kiri atas dan bawah normal nilai 5 dan rentang gerak terbatas.
Kesimpulan: Berdasarkan data yang didapatkan, pasien mengalami gangguan mobilitas fisik. Peneliti memberikan intervensi ROM selama tiga hari, serta mengajarkan dan menjelaskan kepada keluarga terkait dengan ROM. Tindakan ROM selama 3 hari menunjukkan adanya perubahan terhadap nilai rentang dari pasien, sehingga dapat disimpulkan pemberian tindakan ROM efektif untuk mengatasi gangguan mobilitas fisik.